PLaNol09i

Selamat Datang

Biasakan MEMBACA setiap hari walau sedikit..!!!

Selamat membaca!!!

Kamis, 25 Oktober 2012

Fenomena Berkata Maaf..


             Dalam sebuah acara diskusi di salah satu stasiun TV nasional. temanya “Tawuran kok jadi budaya?” di dalamnya membahas tentang tawuran siswa-siswa dari dua SMA di Jakarta yang sampai menyebabkan beberapa siswa tewas. Acara tersebut ada banyak bintang tamu dan mempertemukan orangtua tersangka dan korban tawuran tersebut. Pemandu acara mewawancarai salah satu orangtua yang anaknya diketahui terlibat dalam tawuran dan membunuh salah satu lawannya yang juga sama-sama siswa SMA. Dari hasil wawancara itu diketahui bahwa orangtua tersangka tidak mengetahui bahwa anaknya sering berkelahi di sekolah, ia hanya merasa baik-baik saja dengan anaknya sama seperti siswa-siswa lainnya. Kemudian setelah wawancara tersebut, Pemandu acara mempersilahkan orangtua tersangka memohon maaf langsung kepada orangtua korban, lalu orangtua tersangka mendatangi orangtua korban, bersalaman dan mengucapkan permohonan maafnya kemudian orangtua korban menjawab “secara Islam saya memaafkan tetapi secara hukum diproses sebagaimana mestinya”.
            Terdapat fenomena menarik dari permohonan maaf tersebut, Ada banyak peran disana, orangtua tersangka sebagai pihak bersalah, Pemandu acara sebagai penengah, dan orangtua korban sebagai pihak yang dirugikan, dan yang lain sebagai komentator.
Orangtua tersangka ternyata tidak mengetahui kalau anaknya sering berkelahi di sekolah. Tindakan apatis orangtua terhadap anak ketika berada di sekolah paling berpengaruh terhadap kepribadian anak dan reputasi orangtua tentunya. Pengawasan dan pembinaan moral terhadap anak sesungguhnya sangat penting dilakukan mulai kecil sampai dewasa. Pengawasan yang dilakukan terutama mengetahui iklim pergaulan atau lingkungan sekitar dan memikirkan dampak pergaulan tersebut pada anak.
Wawancara dari Pemandu acara merupakan upaya untuk mencari keterangan agar siapapun yang mengetahui kasus tersebut memperoleh informasi yang sebenarnya serta tidak asal omong dan sebar berita bohong. Ini pelajaran yang perlu kita ambil hikmahnya, betapa banyak orang yang kita temui atau bahkan kita sendiri yang langsung menuduh bersalah orang lain karena belum paham akan akar masalahnya. Allah Swt. mengajarkan kepada kita agar hendaknya ketika orang membawa suatu kabar berita pada kita maka telitilah terlebih dahulu. Kita diperintahkan agar berhati-hati dalam mengonsumsi informasi dari manapun datangnya, jangan sampai kita termasuk orang-orang yang merugi karena termakan provokasi dari pihak-pihak yang sengaja ingin menghancurkan kita. Akibatnya keburukan yang kita dapatkan, mati sia-sia, di akhirat masuk neraka. Nauzubillah..
           Tindakan mempersilahkan orang untuk meminta maaf merupakan tindakan yang bijak. Keberadaan penengah dari pertikaian sangat penting, penengah adalah orang yang paling didengar kata-katanya, jika ingin mengambil penengah pilihlah orang yang dituakan (dihormati) atau orang yang paling dekat dari kedua pihak atau salah satu pihak. Pemandu acara dalam acara tersebut adalah orang yang paling didengar perkataannya sehingga permasalahan pun mudah terselesaikan.
Menyampaikan permohonan maaf secara langsung di depan khalayak merupakan sikap positif yang perlu kita teladani. Di zaman sekarang sulit kita temui fenomena seperti ini, kita yang bertikai lebih menuruti egoisme dibanding kebaikan jangka panjang. Dalam sebuah riwayat, Sahabat Rasulullah Saw. mendatangi Rasulullah Saw. untuk meminta nasehat. Rasulullah Saw. berkata ”Jangan Marah..!!!” pertanyaan sahabat itu diulangi sampai tiga kali dan jawabannya tetap sama. Ini berarti bahwa begitu pentingnya menjaga diri dari kemarahan karena sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan kita.
         Memaafkan merupakan tindakan paling sulit dari kebanyakan orang yang merasakannya. Memaafkan butuh keikhlasan, memang benar kata banyak motivator bahwa ikhlas adalah tindakan yang paling sulit dilakukan tetapi bukan tidak mungkin kita lakukan. Ditambah lagi pernyataan banyak da’i bahwa Allah itu Maha Pengampun bagi hamba-Nya, alangkah bodohnya kita sesama manusia tidak saling memaafkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar