PLaNol09i

Selamat Datang

Biasakan MEMBACA setiap hari walau sedikit..!!!

Selamat membaca!!!

Kamis, 25 Oktober 2012


MENGALAH TAPI TAK KALAH

        Petang itu, tepatnya tanggal 24 oktober 2012 iqomah sholat isya berkumandang dari masjid dekat tempat tinggalku. Kupercepat langkahku menuju masjid dengan maksud mendapatkan barisan terdepan dalam shalat berjama’ah, namun ternyata barisan terdepan sudah penuh. Kurapatkan diri pada barisan kedua dan berusaha larut dalam nikmatnya shalat kala itu. Nampaknya ada sesuatu yang berbeda dari shalat berjamaah kali ini, bedanya berasal dari salah seorang jamaah yang masih terlihat muda yang mengeraskan sedikit suaranya ketika imam membaca “Sami Allahu liman hamidah”. Imam kami kala itu membaca “Sami Allahu liman hamid” dalam artian kurang lengkap. Selama empat rakaat imam itu membaca bacaan yang sama dan sedetik kemudian terdengar suara pemuda itu sedikit mengeraskan suaranya dengan bacaan yang lengkap dengan maksud meluruskan bacaan imam dan kami pun sebagai jamaah tahu bahwa si pemuda itu berniat meluruskan bacaan imam.
        Setelah shalat, terdengar salah seorang jamaah bagian depan mengeluarkan suara dengan sedikit keras kepada pemuda tersebut “kalau berbeda pendapat, jangan seperti itu caranya menyampaikan”, hingga kami pun sedikit terkejut dengan tingkah jamaah yang satu ini. Salah seorang jamaah yang oleh jamaah lain sering dipanggil Puang ini dikenal sebagai orang yang “di-tua-kan” di masjid tersebut karena ia ketua pembangunan masjid dan memang umurnya yang tua juga ikut mendukung. Pemuda itu juga tidak tinggal diam dan berusaha menyampaikan pendapatnya terkait aksinya saat shalat isya tadi. Kemudian imam yang masih berada di depan berzikir dengan sedikit meninggikan suaranya dengan maksud menenangkan kedua belah pihak yang berdebat itu.
        Setelah berdoa dan shalat sunnah ba'diah perdebatan kembali terjadi masih di dalam masjid, kali ini melibatkan banyak orang diantaranya “para sesepuh” di masjid itu dan hampir semua mendukung puang yang menyatakan ketidaksetujuannya dengan aksi pemuda itu, para jamaah dengan segera membentuk lingkaran tidak ketinggalan imam shalat tadi. Si pemuda dengan istiqomahnya mempertahankan argumennya, belum sempat menyelesaikan argumen tersebut, kemudian dari kubu Pro Puang melancarkan terus aksi protesnya terhadap si pemuda, perdebatan sengit pun terjadi. Saya lebih memilih memperhatikan perdebatan tersebut dan berdiri di garis tak berpihak.
Kubu pro Puang memandang si Pemuda sebagai orang yang “salah” dan berbeda aliran dengan mereka, namun si Pemuda yang hanya seorang diri tetap pada pendiriannya bahwa aksinya tadi tidaklah salah karena ia meluruskan bacaan imam dan tidak ada bedanya dengan meluruskan bacaan ayat-ayat pendek yang di baca imam setelah membaca Surah Al Fatihah sambil menyodorkan selebaran berisi bacaan-bacaan shalat dan mencoba meyakinkan orang-orang yang tidak sepaham bahwa ia dan jamaah lainnya sesama muslim dan bukan dari aliran manapun. Si Pemuda berulang kali meminta maaf kepada para “sesepuh masjid” sebagai tanda menghormati mereka karena bagaimanapun yang muda tetap menghormati yang tua walau berseberangan pendapat. Dan saya menilai si Pemuda tersebut sebagai orang paham dengan persoalan semacam ini dan berada pada koridor yang benar, hanya saja orang-orang yang belum paham itu bersikeras dengan pendapat mereka seakan hati mereka membatu untuk menerima kebenaran.
          Dari kejadian itu, Saya jadi teringat dengan kisah Perang Badar dimana kaum muslimin pada saat itu berada di pihak yang benar dan orang kafir di pihak yang salah. Jumlah kaum muslimin sangatlah sedikit dibanding dengan kaum kafir tetapi terjadi adalah kemenangan yang diraih oleh kaum muslimin yang sedikit itu. kemudian dari perdebatan di masjid tadi memberikan gambaran kemenangan berada pada pemuda tersebut, permohonan maaf sebagai tanda kerendahan hati dan upaya untuk meluluhkan hati orang-orang yang kontra terhadapnya. Secara kasat mata kemenangan itu tidak nampak, tapi pemuda itu berhasil memenangkan hati orang-orang yang kontra tersebut dan pertemuan itu di akhiri dengan canda-tawa dan salam-salaman. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar