PLaNol09i

Selamat Datang

Biasakan MEMBACA setiap hari walau sedikit..!!!

Selamat membaca!!!

Rabu, 25 Agustus 2010

Mewujudkan Kampus Berwawasan Lingkungan (Eco-Campus)


“Prinsip dasar etika lingkungan yang perlu didorong adalah membangun persepsi dan spirit bahwa sumberdaya alam dan lingkungan mempunyai keterbatasan dalam menyediakan sumber kehidupan, sedangkan manusia merupakan bagian dari alam dan bukanlah penguasa alam karenanya manusia tidak mempunyai hak sewenang-wenang terhadap alam (Arne Naess, Filosof Lingkungan)
Masalah lingkungan adalah masalah bersama yang membutuhkan sinergi semua elemen masyarakat, termasuk didalamnya adalah civitas akademika. Sebagai kalangan akademisi, pemikiran kedepan tentang masalah lingkungan sangat dinanti oleh masyarakat karena tentunya kualitas lingkungan yang baik akan menopang kehidupan yang baik
Masalah -masalah lingkungan hidup seringkali tidak menjadi prioritas yang tinggi dan seringkali menjadi sub agenda yang pada akhirnya larut dan tenggelam dalam tema - tema kampanye yang lebih luas dan abstrak. Isu - isu lingkungan yang masuk dalam mainstream kampus lebih banyak pada hal- hal yang sifatnya temporer dan terkesan reaksioner seperti bencana alam, kecelakaan di hutan atau perusakan hutan oleh kegiatan manusia tetapi belum sampai pada akar masalah lingkungan yang terjadi pada saat ini, dampak dari kegiatan yang temporer ini hanya akan melahirkan kebencian pada mereka yang melakukan perusakan lingkungan tanpa melihat siapa sesunggguhnya yang melakukan dan membuat tekanan sehingga semua bencana itu terjadi.
Masalah lingkungan dan upaya pengelolaannya semakin kompleks yang mencakup berbagai aspek yang sangat luas, sementara itu pemahaman manusia terhadap lingkungan hidup masih jauh dari sempurna. Keterbatasan infrastruktur pendukung yang diperlukan dan ketersediaan sumberdaya manusia (SDM) yang handal merupakan factor utama yang perlu diperhatikan dna dikembangkan, masalah keterampilan dan wawasan yang dimiliki oleh pihak yang berkompeten dalam pengelolaan lingkungan bukan alasan bagi pengelolaan lingkungan.
Civitas akademika adalah potensi besar dalam membangun pengelolaan lingkungan yang integrated, comprehensive dan sustainable. Karena itu perlu dikembangkan sebuah konsep yang bisa menyatukan semua elemen dalam sebuah sistem pengelolaan lingkungan, dari sistem ini diharapkan bisa membangun kesadaran tentang pentingnya sebuah pengelolaan lingkungan hidup.
Pendekatan secara sistem merupakan cara yang komprehensif untuk menanggulangi suatu masalah, dan atau suatu cara merumuskan masalah secara lebih luas serta menyeluruh untuk dapat ditangani profesional. Pendekatan kesisteman memungkinkan prinsip pengorganisasian interdisipliner yang terintegrasi sesuai dengan yang dikehendaki dan secara dinamis mampu mengutarakan adanya saling ketergantungan yang kompleks. Didalam sistem menunjukan pada pengertian tentang metode atau cara dan suatu himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain menjadi satu kesatuan utuh.
Tinjauan kesisteman merupakan suatu cara pandang terhadap realitas empiris berbagai kelompok yang mempunyai komponen bagian dalam hubungan dinamis. Karakteristik sistem adalah:
  1. memiliki kehendak atau tujuan
  2. setiap elemen-elemen komponen atau variabel yang ada membentuk kualitas karakteristik keseluruhan sistem, bukan dirinya sendiri.
  3. Elemen-elemen sistem selalu berada dalam hubungan dinamis dengan masukan yang selalu masuk dan keluaran yang selalu keluar.
  4. Sistem terbuka memiliki interrelasi diantara variabel-variabelnya.
  5. Setiap sistem mempunyai sasaran atau arah, sedangkan kerja atau proses mencapai sasaran tersebut disebut kerja administrasi sistem.
a. Pembangunan Kampus Berwawasan Lingkungan.
Pada prinsipnya kegiatan pembangunan adalah meerupakan kegiatan yang menimbulkan perubahan, baik perubahan direncanakan maupun perubahan yang tidak direncanakan. Lingkungan hidup alami tidaklah statis melainkan dinamis dan selalu mengalami perubahan menuju keseimbangan yang baru. Karena dalam pembangunan selalu ada perubahan, maka sebenarnya perubahan dalam pembangunan tersebut dapat menimbulkan ganguan keseimbangan lingkungan.
Rencana pembangunan selalu terjadi tarik menarik kepentingan, seperti ekonomi dan lingkungan. Di salah satu pihak kepentingan ekonomi sangat mendominasi, sementara dipihak lain kepentingan lingkungan sangat penting. Kedua kepentingan sebetulnya tidak akan terjadi tarik menarik bila perencana bisa memberikan solusi konkrit dalam memadukan kedua kepentingan tersebut. Jika konsep berkelanjutan (sustainable) diterapkan maka tarik menarik kepentingan tersebut bisa dikurangi. Tiga esensi pembangunan berkelanjutan diantaranya adalah pertama, memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan yang akan datang. Kedua, tidak melampaui daya dukung lingkungan. Ketiga, mengoptimalkan sumber daya yang ada dengan menyelaraskan antara sumber daya manusia dan pembangunan dengan sumber daya alam.
Secara umum eko-kampus adalah konsep pengelolaan lingkungan hidup di wilayah kampus dengan melibatkan semua civitas akademika. Menurut Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLHD) Jabar, Eko-kampus didasarkan pada pemikiran bahwa:
  1. Sulitnya masalah lingkungan dipecahkan secara parsial
  2. Transfer knowledge potensial disampaikan melalui jalur pendidikan formal dan non formal
  3. pelibatan mahasiswa secara aktif agar mempunyai kesadaran dalam hal pengelolaan lingkungan.
  4. Meningkatnya interaksi mahasiswa dan lingkungannya.
  5. Meningkatnya partisipasi masyarakat.
Untuk mewujudkan eko-kampus ini, diperlukan sebuah bentuk real dalam tindakan yang ramah lingkungan diantaranya adalah:
  1. Penghematan sumber daya dan penerapan daur ulang.
Mengurangi konsumsi kertas dengan cara mengetik 2 muka, memisahkan sampah organik dan anorganik, mendaur ulang kaleng, kardus dna plastik, menghemat penggunaan air.
  1. Penghematan energi
Menggunakan listrik seperlunya, memilih listrik yang hemat energi
  1. Penghematan zat kimia
Menggunakan sesedikit mungkin penggunaan bahan kimia berbahaya dalam melaksanakan kebersihan kampus.
  1. Kepedulian terhadap polusi
Menghindari merokok dilingkungan kampus, menanam dan memelihara tanaman yang dapat mengurangi polusi, membuang sampah pada tempatnya sesuai pemilahannya, melaksanakan pengolahan sisa makanan dan bahan organik lain di kampus dengan komposting, serta memantau lingkungan ekstern
  1. Pendidikan lingkungan.
Menerapkan pendidikan lingkungan dalam kurikulum kampus, turut mensosialisasikan sadar lingkungan intern dan ekstern kampus.
B. Penutup
Lingkungan Kampus perguruan tinggi mempunyai peranan penting dalam membangun eko-kampus, dengan landasan dasar tridarma perguruan tinggi yaitu: 1) Pendidikan dan Pengajaran, 2) Penelitian. 3) Pengabdian pada Masyarakat, kontribusi pengelolaan lingkungan hidup yang baik akan memberikan dampak yang positif bagi dunia pendidikan Indonesia pada umumnya. Penanaman kesadaran untuk mengelola dan menjaga lingkungan yang berawal dari kampus sedikitnya akan menjadi pijakan awal bagi mahasiswa dan civitas akademika lainnya untuk melakukan hal serupa dilingkungannya berada.
Peran Perguruan Tinggi tentu saja yang paling utama adalah peningkatan kualitas SDM secara totalitas dan hanya akan berhasil bila didukung oleh semua stakeholder dan shareholde yang dalam hal ini pengelolaan lingkungan sumbangsihnya adalah:
  1. Penyedia tenaga terampil untuk operasi dan pemeliharaan bekerjasama dengan dinas terkait.
  2. Penyedia teknologi terapan dan teknologi maju untuk efisiensi dan efektifitas
  3. Memberikan contoh pengelolaan lingkungan yang baik dalam wilayah kampus.
  4. Pemikiran secara global-holistic dalam pengelolaan lingkungan dalam kaitan menjawab tantangan globalisasi atau menjadi ujung tombak dalam pembangunan bangsa.
Reference:
  • BPLHD Jabar,2004, Implementasi Kampus Berbudaya lingkungan Bandung Makalah Seminar Sosialisasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Bagi Mahasiswa se-Jawa Barat.
  • __________, 2001, Pengembangan Wawasan Mahasiswa dalam Pemahaman Pengelolaan Lingkungan.Bandung.
  • Noesan, Wiradjat, 2004, Peran Perguruan Tinggi dalam Pengelolaan Sampah. Bandung Makalah Seminar Sosialisasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Bagi Mahasiswa se-Jawa Barat.
  • Wildensyah, Iden. 2005 Realitas Arsitektur dan Lingkungan, Artikel dipublikasi terbatas.
  • __________, 2004, Membangun Bangsa, Melestarikan Lingkungan, Artikel di Majalah Air Minum, Jakarta.
  • Suhari and M. Siebenhuner, 1993 : Environmental Geology For Land Use And Regional Planning In Bandung BasinWest Java, Indonesia Directory Of Environmental Geology (DEG). Bandung, Indonesia
Enviromental Justice Now! (www.cep.unt.edu)
Enviromental Justice Now! (www.cep.unt.edu)
sumber:  Iden Wildensyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar