PLaNol09i

Selamat Datang

Biasakan MEMBACA setiap hari walau sedikit..!!!

Selamat membaca!!!

Kamis, 09 Agustus 2012

Mengenal Konsep Pengembangan Waterfront




Mungkin kita masih awam mendengar istilah Waterfront Development kita pasti lebih mengenal istilah Green Development atau Green Property. Waterfront Development adalah konsep pengembangan daerah tepian air baik itu tepi pantai, sungai ataupun danau. Pengertian “waterfront” dalam Bahasa Indonesia secara harafiah adalah daerah tepi laut, bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan (Echols, 2003).

Istilah Waterfront Development sebenarnya sudah lama di pakai untuk pengembangan beberapa kawasan perkotaan yang berada di dekat tepi air. Konsep pengembangan ini sudah di pakai oleh beberapa negara maju dan berkembang antara lain : Amerika serikat, Dubai, dan beberapa negara Eropa dan Asia lainnya. Pengembangan kawasan tepi air ini sebenarnya sudah mulai di kembangkan sejak tahun 1980 dan bermula di wilayah negara Amerika.

Pengembangan di Amerika serikat sendiri bermula dari pengembangan kawasan pelabuhan yang sudah tidak aktif lagi. Kawasan pelabuhan tersebut kemudian di ubah menjadi kawasan bisnis, hiburan bahkan permukiman. Sehingga lahan pelabuhan yang sudah tidak aktif menjadi lebih optimal.

Kini di Indonesia sendiri sedang dikembangkan pula Waterfront Development. Beberapa daerah sudah mulai mengembangkan daerahnya dengan konsep Waterfront Development antara lain : Manado, Makasar, serta beberapa daerah lain yang memiliki daerah tepian air. Melihat kondisi Indonesia sendiri yang notaben nya adalah negara kepulauan maka pantas jika daerah – daerah yang dekat dengan tepian air mengembangkan wilayahnya dengan acuan Waterfront Development karena selain mngoptimalkan lahan juga dapat menjadi area bisnis serta rekreasi tersendiri. Dengan begitu maka pemasukan daerah pun akan tetap terpenuhi.

Jenis – jenis Waterfront

Berdasarkan tipe proyeknya, waterfront dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu konservasi, pembangunan kembali (redevelopment), dan pengembangan (development).

- Konservasi
Adalah penataan waterfront kuno atau lama yang masih ada sampai saat ini dan menjaganya agar tetap dinikmati masyarakat.

- Redevelopment
Adalah upaya menghidupkan kembali fungsi-fungsi waterfront lama yang sampai saat ini masih digunakan untuk kepentingan masyarakat dengan mengubah atau membangun kembali fasilitas - fasilitas yang ada.

- Development
Adalah usaha menciptakan waterfront yang memenuhi kebutuhan kota saat ini dan masa depan dengan cara mereklamasi pantai.


Fungsi Waterfront

Berdasarkan fungsinya, waterfront dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu :

- Mixed Used Waterfront
Adalah waterfront yang merupakan kombinasi dari perumahan, perkantoran, restoran, pasar, rumah sakit, dan/atau tempat-tempat kebudayaan.

- Recreational Waterfront
Adalah adalah semua kawasan waterfront yang menyediakan sarana-sarana dan prasarana untuk kegiatan rekreasi, seperti taman, arena bermain, tempat pemancingan, dan fasilitas untuk kapal pesiar.

- Residential Waterfront
Adalah perumahan, apartemen, dan resort yang dibangun di pinggir perairan

- Working Waterfront
Adalah tempat-tempat penangkapan ikan komersial, reparasi kapal pesiar, industri berat, dan fungsi-fungsi pelabuhan.

Kriteria - kriteria Waterfront

Dalam menentukan suatu lokasi terebut waterfront atau tidak maka ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai lokasi suatu tempat apakah masuk dalam waterfront atau tidak. Berikut kriteria yang ditetapkan :

- Berlokasi dan berada di tepi suatu wilayah perairan yang besar (laut, danau, sungai, dan sebagainya).
- Biasanya merupakan area pelabuhan, perdagangan, permukiman, atau pariwisata.
- Memiliki fungsi-fungsi utama sebagai tempat rekreasi, permukiman, industri, atau pelabuhan.
- Dominan dengan pemandangan dan orientasi ke arah perairan.
- Pembangunannya dilakukan ke arah vertikalhorisontal

Aspek- aspek yang Menjadi Dasar Perancangan Konsep Waterfront Development

Pada perancangan kawasan tepian air, ada dua aspek penting yang mendasari keputusan - keputusan rancangan yang dihasilkan. Kedua aspek tersebut adalah faktor geografis serta konteks perkotaan (Wren, 1983 dan Toree, 1989).

a. Faktor Geografis
Merupakan faktor yang menyangkut geografis kawasan dan akan menentukan jenis serta pola penggunaannya. Termasuk di dalam hal ini adalah Kondisi perairan, yaitu dari segi jenis (laut, sungai, dst), dimensi dan konfigurasi, pasang-surut, serta kualaitas airnya.
- Kondisi lahan, yaitu ukuran, konfigurasi, daya dukung tanah, serta kepemilikannya.
- Iklim, yaitu menyangkut jenis musim, temperatur, angin, serta curah hujan.

b. Konteks perkotaan (Urban Context) Adalah merupakan faktor-faktor yang nantinya akan memberikan ciri khas tersendiri bagi kota yang bersangkutan serta menentukan hubungan antara kawasan waterfront yang dikembangkan dengan bagian kota yang terkait. Termasuk dalam aspek ini adalah:

- Pemakai, yaitu mereka yang tinggal, bekerja atau berwisata di kawasan waterfront, atau sekedar merasa "memiliki" kawasan tersebut sebagai sarana publik.

- Khasanah sejarah dan budaya, yaitu situs atau bangunan bersejarah yang perlu ditentukan arah pengembangannya (misalnya restorasi, renovasi atau penggunaan adaptif) serta bagian tradisi yang perlu dilestarikan.

- Pencapaian dan sirkulasi, yaitu akses dari dan menuju tapak serta pengaturan sirkulasi didalamnya.

- Karakter visual, yaitu hal-hal yang akan memberi ciri yang membedakan satu kawasan waterfront dengan lainnya.

Perencanaan Waterfront Development di Indonesia

Dilihat dari prospek waterfront development sendiri sangat cocok dikembangkan di Indonesia melihat topografi Indonesia sebagai negara kepulauan. Kini konsep tersebut sudah banyak direncanakan oleh beberapa daerah antara lain:

- Manado
- Makasar
- Jakarta (Pantai Indah Kapuk dan Ancol)
- Pekan Baru

Kota – kota tersebut dalam pengembangan wilayahnya mencoba menerapkan konsep “Waterfront Development” melihat kedepan perencanaan pengembangan wilayah dengan menggunakan model tersebut memiliki potensi besar. Karena mencoba memanfaatkan potensi tepian danau, sungai ataupun lautan. Pengembangan ini nantinya akan meningkatkan minat pengunjung dari dalam maupun luar negeri ke daerah – daerah yang menerapkan Waterfront Development dengan begitu maka akan meningkatkan PAD daerah tersebut.


Pengembangan Fungsi Kawasan Yang Dapat Diterapkan

Di dalam Waterfront Development ada beberpa fungsi yang dapat diterapkan sehingga pengembangannya dapat berfungsi secara ekonomis dan efektif. Antara lain :

● Sebagai Kawasan Bisnis

Di dalam “Waterfront Development” dapat dikembangkan sebagai kawasan bisnis sebagai contoh di Canary Wharf salah satu bagian kawasan “London Docklands”. Di daerah tersebut terlihat di tepian air banyak gedung - gedung perkantoran serta kondominum. Kawasan tersebut dapat menjadi pusat bisnis.

Foto : propertyinvesting.net

● Sebagai Kawasan Hunian
Di dalam “Waterfront Development” dapat diterapkan pengembangan kawasan hunian di tepi air. Pengembangan hunian di tepi air tentunya harus melihat kondisi airnya tersebut pastinya airnya tidak berbau dan kotor karena jika terbangun hunian di lokasi tersebut dengan kondisi air yang buruk maka produk huniannya akan sulit terjual ataupun terhuni. Dalam pengembangan hunian di tepi air dapat di bangun produk rumah ataupun kondominium. Penerapan kawasan huian di tepi air dapat dilihat di daerah Port Grimoud - Prancis. Di sepanjang aliran sungainya banyak terbangun hunian bertingkat.



Foto : Villafleuron.com
● Sebagai Kawasan Komersial dan Hiburan
Di dalam “Waterfront Development” dapat pula dikembangkan sebagai kawasan komersial ataupun hiburan. Dengan kondisi air yang baik dan tidak berbau maka kawasan tersebut terjamin akan banyak di singgahi pengunjung. Selain itu pula dapat juga dibanguna area terbuka (plaza) di kawasan tersebut. Waterfront dengan konsep sebagai kawasan komersial dan hiburan ini pastinya akan sanagat digemarai oleh masyarakat perkotaan.


sumber : http://propertybusinessacademy.com/content/home/home_news/9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar